PONDOK-KU

Pondok-ku tampak keras namun damai di dalamnya

Pondok-ku tampak keras namun damai di dalamnya. Hal ini dapat kurasakan sendiri dan segenap keluargaku. Juga dirasakan oleh orang-orang yang pernah berkunjung dan mau memberi penilaian yang mereka rasakan ketika ada di pekarangan rumahku. Semua binatang yang pernah berkunjung ke rumahku juga mungkin merasakan yang sama. Hal ini dapat kulihat jika ada anjing asing, kucing asing yang masuk ke pekarangan mereka berlama-lama disana, bahkan menjadikan rumahku sebagai tempat tinggal yang baru. Di rumahku sudah pernah hidup 5 ekor anjing asing yang datang dan tinggal di rumahku tapi sayang mereka pada meninggal. Mereka kuberi nama Dora, Emon, Ugil, Luweng dan Jujuk. Seekor induk kucing tiga warna juga pernah tinggal dan menetap di rumahku punya anak betina dan adiknya jantan. Yang jantan ku beri nama Siutis karena tidak pernah diam selalu aktif dan bercanda saja. Kebiasaan kucing itu buruk selain ku beri makan dia juga suka nyolong lauk. Bagi Aku, istri dan anak-anaku memaklumi kebiasaan buruk seekor kucing, seberapa kenyangnya dia makan dia akan tetap mencuri. Namun bagi tetanggaku itu tidak bisa menerima kalau lauk mereka dicuri. Akhirnya semua kucing-kucing itu pergi entah kemana mungkin dibunuh oleh tetanggaku yang dicuri lauknya. Anjing dan kucing yang hidup di rumahku tidak pernah ribut atau bertengkar mereka hidup damai tidak pernah mereka saling usik atau saling serang. Makan ya makan yang menjadi jatah mereka masing-masing, kecuali makanan sisa yang ditinggal baru di makan oleh anjing.
Saat ini juga ada 2 ekor kucing besar datang dan menetap di rumahku. Satu ekor kucing hitam betina dengan anaknya jantan yang sudah besar belang hitam putih. Betina hitam sekarang sudah beranak namun anaknya di taruh di rumah tetangga, takut dimakan oleh kakaknya yang sudah jadi meong garong. Namun betina hitam tidur dan makan bersama anaknya di rumahku. Mereka hidup damai di rumahku. Kalau mau menyusui anaknya dia pergi ke rumah tetangga. Suatu saat dapat ku melihat kakaknya mengunjungi adik-adiknya di rumah tentangga mereka pada bersuara lirih seperti bercakap-cakap. Jantan besar si meong garong menjilati adiknya alangkah asiknya mereka pada damai bersaudara/berkeluarga.

Pages

Blogroll

PONDOK-KU

ABout The Author

Related Post

0 komentar :

Posting Komentar

Tahukah Anda